Sudah tidak asing lagi dengan istilah ” Noise , kemrotok , ngetter ” dan banyak istilah lainnya bagi pemain frekwensi di low band 80m. Terutama akan sangat terasa sekali pada Mode AM , banyak faktor penyebabnya yaitu sumber interferensi/noise dari peralatan sekitar tempat tinggal contoh lampu hemat energi/led, power supply switching-smps atau karena faktor kondisi cuaca/alam.

Salah satu usaha agar bisa menerima pancaran lawan QSO dengan baik adalah memasang antena Receiver terpisah dengan tujuan mendapatkan perbandingan S/N ” Signal to Noise Ratio ” yang bagus.

Salah satu model dan banyak digunakan oleh para Low Bander adalah Simple Loop pada gambar di atas.

Saya sudah menggunakan cukup lama , terpasang pada ketinggian 3m di atas permukaan tanah dan mendapatkan hasil yang baik pula.

Salam AM Forever, 73

Akhirnya terwujud juga menyelenggarakan kegiatan Spesial Call Station dengan mode AM pada tanggal 27 November 2021 dengan nama panggilan 8A1261KM dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Malang yang ke 1261. Bisa jadi ini merupakan kegiatan Spesial Call dengan Mode AM (A3E) di YB-Land yang pertama setelah sekian dasawarsa vakum.


Melalui kegiatan ini juga besar harapan saya dan teman-teman penggiat mode AM untuk tetap eksis dan berjiwa progresif untuk terus berkarya dan membuktikan bahwa mode AM ini masih ada ( AM Still Alive ) terlepas bagi mereka yang ” kontra ” dg mode AM ini yang beranggapan sudah ” kuno ” ataupun ketinggalan jaman, namun pada kenyataannya teknologi AM ini terus berkembang dan mengalami banyak evolusi kemajuan dibanding mode phone yang lain, contohnya ( Teknik modulasi Class H , Class D-PWM/PDM dengan Transmitter AM Class D/E , ) dengan teknologi DDS ( Direct digital synthesis ) , Digital PLL-VXCO menjadikan sebuah Transceiver AM Homebrew yang patut dihandalkan,tidak lagi menggunakan TX dan RX terpisah yang istilah populernya ” Radio Kempitan ” yang dianggap sebelah mata oleh mereka yang awalnya tidak memiliki sejarah ataupun lahir dari 80m AM.


Modulasi Amplitudo ( AM-DSB Full Carrier ) sejauh ini merupakan bentuk teknik permodulasian yang pertama ada dan masih populer hingga sekarang, banyak orang yang tidak paham dan sadar bahwa SSB ( SSB-SC /Single Side Band – Supress Carrier ) adalah bentuk teknik permodulasian AM juga ,bedanya hanya karena SSB ditapis salah satu sisi audionya serta ditekan sinyal pembawanya.


Terima kasih untuk semua rekan-rekan yang telah terlibat dalam kegiatan ini baik penyelenggara ataupun peserta/partisipan ( tercatat 54 station ) yang telah meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan ini.
Semoga kegiatan serupa atau berbeda yang bekerja pada mode AM di bandplan resmi AM 80m Band (3650 – 3700 Khz ) akan terus bermunculan.

Sertifikat Spesial Call Mode AM 8A1261KM bisa didownload pada :

https://drive.google.com/drive/folders/1OBAEk8cvI3UABMKLebefudWnOAcM3Bvv

Salam AM Forever , 73 de YB3LOJ – Hendro


Bandplan 80m AM Jan 2018

Akhirnya mode AM 80m Band mendapatkan alokasi frekwensi pada 3890 Khz yang dianggap lebih moderat daripada sebelumnya yang mana berada pada 3550 – 3560 Khz ,

Terimakasih untuk teman-teman seorganisasi yang merupakan penggiat mode AM yang telah memperjuangkan agar mode AM tetap bisa dipergunakan pada semua band Amatir Radio walaupun dengan bandwidth yang terbatas.

Oleh karena itu marilah kita kelola alokasi frekwensi yang telah ditetapkan ini secara bijak dan sesuai dengan operating prosedur agar kedepannya semakin maju dan terus berkembang mengikuti teknologi yang ada sehingga tidak dipandang sebelah mata oleh mereka yang tidak memiliki  sejarah atau latar belakang  lahirnya bukan dari 80m mode AM.

BRAVO AM FOREVER

Trik ini dipergunakan untuk membuang muatan listrik statik pada gulungan trafo modulasi / OT saat perpindahan posisi dari TX ke RX yang kadang menyebabkan Transistor power modulator jebol/mati atau juga bisa dipakai sebagai indikator saat indeks modulasi sudah melewati 100% ,biasanya diterapkan untuk pemancar AM tabung tapi bisa juga untuk pemancar AM Transistor.

Semoga berguna..

Pengaman Trafo OT

Sebelum membuat antena Triple Bazooka bagi yang belum pernah tahu jenis ini  sebaiknya membaca postingan saya sebelumnya tentang menbuat  Antena Double Bazooka di https://itok80mradio.wordpress.com/2016/05/11/membuat-antena-double-bazooka-8075m-band/

Perbedaan utama secara design antena Triple Bazooka dengan antena Double Bazooka terletak pada Bazooka ke 3 yang dipasang Vertical dari Feed Point turun tegak lurus sejajar dengan tiang penyangga ( diusahakan bahan non konduktor ) karena bagian ini akan bertindak sebagai Radiator Vertical alias memancarkan RF sekaligus menerima signal dengan polarisasi Vertical secara sempurna.

Untuk ukuran panjang Bazooka yang Vertical ini adalah sama persis dengan salah satu sisi Bazooka yang lainnya

 

Skema posting blog triple bazooka big size

Untuk kinerja / performance antena ini selama beberapa bulan di Trial dengan mode AM Low Level Modulation dengan Power 30w Carrier telah menunjukkan hasil lebih bagus dibanding Antena Double Bazooka pada 80/75m Band meliputi peningkatan kekuatan pancaran dan penerimaan ( terima kasih untuk mas Edy – Tangerang , Amrin Purbalingga , Doyok Tegal , Ade Ngawi , Bejo Malang , Toton Malang , Imam Malang, Bakir Malang, Draun Malang, Saido dan Mujimin Tulungagung, Panji Kediri , Antok Gresik, mbah Ndemo Lamongan, Mawan mbah Diran Sidoarjo, Bejo Guyangan Nganjuk, Doi Purwokerto, kang Toha dan Udin Banten , Odik Tegal , Joni Pamekasan, Mbah Bayan dan Bagus Prambanan , Koko dan Yoyok serta Mbah Rekso Jogjakarta, Jamal Sragen, CAN Bukittinggi Sumatera , Imex Lampung , Sulaiman Palembang , Imam Branti lampung ,Wayan Mataram , Nelson Ambon Maluku dan semua rekan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang mana telah memberikan kontribusi report awal dalam untuk awal pengujian antena ini sesaat setelah dinaikkan , double polarisasi sangat membantu mengcover area-area dan mengangkat signal yang semula kecil menjadi kuat.

Kesimpulan : Antena Triple Bazooka memiliki ERP ( Effective Radiated Power ) lebih unggul dibanding Double Bazooka.

Anda penasaran ? silahkan dipraktekkan sendiri .. saya siap membantu ..

SALAM SATU HATI – AM FOREVER

 

Pada tanggal 21 Januari 2017 lalu para pecinta mode AM 80m Band yang berkesempatan datang berkumpul di kediaman P.Draun Wijaya breaker kondang asal kota Malang demi memenuhi undangan beliau dalam rangka menikahkan anaknya.

Pertemuan ini menjadi kesempatan untuk bersilaturahmi / kopi darat antara para pengguna pemancar AM 80m Band terutama yang belum pernah jumpa darat sama sekali.

Tak banyak yang akan saya paparkan di sini , terimakasih banyak untuk rekan-rekan yang dari luar kota yang jauh-jauh datang dan menyempatkan diri untuk hadir di pertemuan ini bilamana selaku penyelanggara terdapat hal yang kurang berkenan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya

Terimakasih untuk mas Nanang Bondowoso kontribusi foto dan video-nya Jazakallah 🙂

73

Group ini bersifat Public sehingga terbuka bagi siapapun silahkan yang tertarik diskusi ,berbagi , nostalgia dan berjumpa dengan sesama penggemar pemancar AM untuk bergabung di sini .. baik yang pemula ..penggiat ataupun veteran.

https://www.facebook.com/groups/608645542622508/

Komunitas Pecinta Pemancar AM

Beberapa waktu lalu 15 Desember 2016 sepulang perjalanan dari Semarang menuju Malang aku bersama keluarga menyempatkan untuk bertemu darat dengan P.Ade di Ngawi ..yang mana selama ini hanya bisa mengobrol  di frekwensi ataupun lewat telpon, tidak sulit untuk menemukan Station beliau dengan panduan google maps ( terima kasih google ) sehingga langsung ke lokasi dengan mudah.

Station P.Ade berada di desa Geneng pada area PG.Soedhono ,sampai di lokasi kami disambut dengan ramah penuh kehangatan keluarga yang merupakan ciri khas silaturahmi keluarga besar pengguna pemancar AM dari jaman dahulu sampai dengan saat ini,tak ketinggalan juga untuk menyempatkan diri melihat secara teknis peralatan pemancar transistor FET yang biasa dipergunakan P.Ade sehari-harinya.

Secara teknis station P.Ade menggunakan teknologi DDS-VFO dan Pushpull untuk Penguat Akhir / Final FET , antena menggunakan jenis Folded Dipole.

Sekitar 1 jam kemudian kami berpamitan untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang ke Malang,terima kasih P.Ade bersama ibu untuk sambutan dan diskusi tekniknya juga untuk keripik tempe khas Geneng Ngawi 🙂 ,kami tunggu kunjungan balasannya jika ada kesempatan ke Malang di kemudian hari.

Bravo AM ‘ ers 73

 

 

Setelah membaca beberapa literatur juga melihat video di youtube tentang Antena Double Bazooka timbul keinginan saya untuk mencobanya ,

Design :

Frekwensi  Kerja   :       3,900 – 4,200 Mhz

Kabel Coaxial         : Andrew CNT-300 ( 50 ohm ),Velocity Factor : 0.83

Bahan – Bahan :

P_20160409_162438

Double Bazooka

Sesuai skema dan data Kabel Coaxial di atas maka perhitungan antena adalah :

Frekwensi Tengah = 4,050 Mhz

Panjang Coaxial B + C = 0,5 Lambda x Velocity Factor =( 300/4,050 x 0,83 )/2 = 30,74m

Sedangkan Panjang A  + B ( Single Wire ) adalah :

( 300/4,050 x 0,95 ) /2 = 35,185m dikurangi 30,74m ( B + C ) = 4,445m /2 = 2,222m

Jadi panjang sisi A dan sisi B = 2,222m

 

Untuk feed point diambil 5cm di titik tengah coaxial B+C dengan cara mengelupas bagian serabut dari coaxial .

 

Untuk  Coaxial B dan C  ujungnya dihubungkan langsung ( dishort ) antara bagian tengah dan serabut luarnya dan disambungkan dengan kabel serabut 3mm sebagai radiatornya. Jangan lupa untuk melindungi sambungan ini dari air hujan.

 

P_20160410_090232

SWR yang didapatkan sudah bagus menurut saya pribadi yaitu 1:1,2 pada 4,040 Mhz dengan lebar band yang lebih luas dibanding dipole biasa ( di sini saya belum bisa mendapatkan SWR dengan 1:1,0 karena salah satu ujung bentangan masuk ke area pepohonan Sengon  sehingga berpengaruh sekali).

Untuk kinerja antena sangat baik untuk memancar dan menerima ( low noise ) dan sensitif dan laporan oleh rekan-rekan didapatkan peningkatan pancaran yang signifikan dibanding antena dipole standar yang terpasang sebelumnya.

 

Antena Double Bazooka sebelum dinaikkan.

P_20160410_074333

 

Categories

free counters

Propagasi

Feedjit